Terimakasih kepada Tuhan yang maha penyayang dan maha pencipta karena telah menciptakan makhluknya saling perpasangan agar bisa merasakan apa itu kasih sayang.
Terimakasih untuk kekasih yang sempat singgah dengan segala kenangannya yang indah, sekali lagi ku ucapkan makasih, dengan semua yang pernah ku alami di masa silam, yang akan ku tuangkan dalam sebuah buku bisa menyentuh para pembacanya, semoga saja demikian. dan tak lupa juga aku berterima kasih kepada para sahabatku yang telah membantu saya untuk menyusun cerita ini, semoga sahabat yang membantu saya bisa secepatnya menyusul. dan kepada orang tua yang sudah merawat dan mejaga saya hingga seperti saat ini, saya ucapkan terimakasih. Buku ini adalah karyaku yang didalamnya adalah sedikit tentang kehidupanku di dunia nyata yang ku jadikan cerita di dalamnya dan semua nama yang ada di dalam cerita ini jika ada kesamaan mungkin saja itu adalah memang kamu dan mungkin saja cuman kebetulan, jika saat kalian membaca buku ini, tolong jangan di ciplak tanpa mencantumkan nama pemilik karya, sebab itu adalah sebuah tindakan kejahatan.
Terimakasih juga ku ucapkan kepada penerbit yang sudah mau bersedia untuk menerima karyaku yang pertama ini, semoga semakin jaya dan makin sukses kedepannya. dan kepada sahabat pembaca dimanapun kalian,ku harap cinta sejati segera datang menghampiri kalian.
Hujan mengguyur deras di luar tempat dimana event yang aku dan temanku selenggarakan,Event yang ku hadiri sebagai panitia penyelenggara sedang begitu ramai, banyak orang berlalu lalang melihat lihat buku yang sedang kami jual,saat itu sangat lah ramai namun sejak Seseorang yang begitu penting bagiku pergi, bagaimanapun keramaian yang ku hadapi, tetap saja Kesendirian ini tidak akan pernah hilang, di antara keramaian aku merasa sangat kesepian. Dimanapun dia Kini, Kuharap Tuhan selalu bersamanya, dan kesehatan menyertainya, Hingga suatu waktu,seorang Perempuan yang begitu gesit, dengan rambut terurai dan sebagian poninya di jepit ke atas, Ku kira saat itu tuhan menghadirkannya hanya untuk sekedar pamer, namun semesta yang tuhan ciptakan mengkehendaki, tiba tiba saja tercuat rasa untuk segera berkenalan dengannya.
“yah.. hay” sapanya sambil menoleh dengan raut wajah agak bingung
“kayaknya disini ngak ada deh bukunya, tapi saya tahu tempat dimana biasanya buku itu di jual, tapi kualitasnya ngak jamin bakalan puas,tapi…” belum sempat aku melanjutkan kalimatku, tiba tiba saja dia menyambar tanganku
Dunia yang selama ini ku kira monoton abadi, nyatanya tidaklah begitu, dunia ini penuh dengan berbagai warna yang indah.
“kamu…..namanya siapa ?”
“Yusuf..”
“oh ya Yusuf, tadi katamu kamu tau tempat dimana saya bisa dapat buku yang saya cari itu yah ?”
“iya Sheila…” aku dengan nada hati hati menyebutkan namanya.
“antarin aku yah….” mintanya sambil senyum.
“tapi ngak bisa sekarang aku ngantarnya… tempatnya juga agak jauh dari sini….”
“kenapa ngak sekarang ?”
“aku sedang jadi panitia di event ini, jadi yah mungkin sehabis event ini baru bisa, kalau memang mau….”
“Sini Handphone mu..”
“buat ?”
“sini aja…”
ku berikan Handphoneku padanya, kulihat dia mengetik sesuatu di handphoneku, selesainya itu dia mengembalikan Handphoneku.
“itu Nomer Handphoneku… nanti kalau memang sudah bisa pergi kabarin aku saja yah…”
“hmm ya udah, nanti ku kabarin kalau emang bisa.”
“makasih yusuf…” katnya sambil tersenyum yang ku kira dia begitu bahagia.
“sama-sama….” jawabku dengan sedikit senyum ”Kamu mau aku temani keliling di sini ?” tanyaku, yang ku harap dia mau menerima tawaranku.
“mau sih, tapi aku harus pergi sekarang, pacarku menungguku di depan, aku sudah janji cuman sebentar di dalam sini.”
mendengar dia berkata sedemikian, rupanya dia sudah punya seseorang yang special dalam hidupnya selain ibu dan ayahnya juga saudaranya.
“oh ya udah, aku antar sampai ke depan aja kalau gitu…” tawaranku kali ini hanya ingin melihat seorang yang mampu merebut hati seorang seperti Sheila.
“hmmmm… gimana yah, ya udah hayuk” jawabnya yang ku kira suda mikirkan sebentar dan mungkin memperhitungkan konsekuensi apa yang akan dia dapat saat pacarnya melihatnya berjalan dengan cowok yang baru saja dia kenal.
“hayok…”
aku dan dia berjalan sambil membahas apa yang membuat kita berdua tertarik dengan membaca buku, dan beberapa hal yang mungkin saja biasa dianggap basa basi semata agar tidak ada rasa canggung.Sampainya aku dan dia di depan toko Kulihat seorang pemuda di bawah langit selepas hujan dengan style yang begitu elegant melambai pada kami, Sheila membalas lambaian itu yang artinya orang itulah yang di janji Sheila hanya sesaat masuk ke dalam event yang saya dan teman saya selenggarakan, Kami menghampiri orang itu.
“Katanya tadi cuman sebentaran, lama skali rupanya….” seketika fokusnya mengarah ke aku, dengan tatapan seperti mencurigaiku yang mungkin karena ku lah Sheila begitu lama di dalam,”ini siapa ?” sambil menunjuk ke arahku.
“ini Yusuf,panitia event di dalam…,oh iya yusuf kenalin ini pacarku Winston…”
“Yusuf….” mengulurkan tangan dengan senyum yang sedikit ku paksakan “Winston prancis panggil saja Winston” menjabat
Tanganku dengan wajah sedikit judes yang mungkin bisa ku tebak dia marah padaku karena Sheila begitu lama di dalam sana bersamaku, atau apa mungkin dia cemburu padaku ?, padahal kami bukan apa apa selain dua orang yang saling mengenal dengan alasan karena aku ingin membantunya mencari buku yang iya cari. bagaimana kalau dia tahu bahwa Sheila memberiku Nomernya untuk bisa ku hubungi tanpa dia ketahui ?, apa yang akan terjadi pada Sheila saat Winston tahu, tapi untuk apa aku mempedulikan semua itu, toh aku hanya ingin membantunya menemukan buku yang Sheila cari.
Setelah perkenalan singkat itu Sheila dan pacarnya pergi meninggalkan tempat event itu berlangsung, sementara aku masih memikirkan segala hal yang akan terjadi pada Sheila saat tadi sempat ku dengar Sheila dan pacarnya bercekcok kecil karena aku, fokusku kini tidak lagi pada pelaksanaan event ini, fokusku tidak menemui titik dimana dia mau berhenti untuk memikirkan hal tentang SHEILA. Hingga larut malam event itu kelar aku tidak terlalu banyak berkontribusi sebagai panitia pelaksana, lelah bukan karena kesibukanku di event itu, lelahku karena kebanyakan berfikir tentang dia, sedang apa dia sekarang ? Sudahkah makan dia ? tapi untuk apa aku bertanya demikian ke dia, Toh ada Winston sang pacarnya yang selalu menanyakan segala pertanyaan macam itu padanya, dan mungkin juga saat aku menanyakan pertanyaan itu dia akan merasa bosan dan tidak bakalan lagi mau berkomunikasi denganku lagi, Ku raih handphone ku untuk melihat kontak yang dia simpan dalam list kontakku, “SHEILA IMUT” aku tersenyum sendiri membaca nama yang dia cantumkan untuk kontaknya, ku beranikan untuk mengirim pesan singkat untuknya, “Hay… ini aku Yusuf, soal tadi maaf kalau karenaku kalian berdua mendapat masalah, aku tidak bermaksud untuk mengusik hubungan kalian, aku hanya ingin membantumu jadi tolong maafkan yah…., soal waktu untuk menemanimu ke toko buku yang menjual buku yang kamu cari…. mungkin Lusa saya bisa… jadi yah… sampai jumpa lusa nanti…”setelah mengetik.
Seperti itu, aku langsung mengirimkannya tanpa mau tahu apa konsekuensi yang akan ku timbulkan akibat pesan singkat yang aku kirimkan padanya, yang jelas niatku untuk membantunya sudah akan aku penuhi lusa nanti. Lama ku tunggu balasan darinya hingga berlarut larut malam, jam menunjukkan pukul 2 lebih sekian menit, dan aku sudah setengah tertidur, tiba tiba saja Handphone ku yang ku taruh di atas meja berdering dan aku langsung meraihnya dan mengangkat telefon masuk tanpa ku lihat siapa nama yang tercantum…
“Halooo… selamat malam… ini siapa ?”
kudengar ada hisak riuk tangis di suara telefon yang masuk, awalnya ku kira siapa... tapi setelah ku liat handphoneku, Nama Sheila tercantum di layarku… seketika aku langsung terbangun dan duduk di atas ranjang, menanyakan apa yang terjadi padanya…
“Sheilaaa…. kamu kenapa ?” tanyaku kaget mendengarnya menangis.
“suf…” ku dengar dia memanggilku dengan terbata akibat tangisan tadi.
“iya ini aku yusuf yang tadi kamu temui di event…, Kamu kenapa ?”
tanyaku lagi mulai khawatir dengannya, “Tolong jawab kamu kenapa Sheila…”
“Aku anu…..”
“Anu apaaaaa…..” fikiranku sudah mulai kemana mana, apa yang terjadi sebenarnya, apakah seburuk itu masalah yang dia hadapi sampai menangis begitu jadinya.
“aku Lapaaaar……” Katanya sambil sedikit tertawa yang di campuri suara sedikit tangisan. yang ku tahu pasti bukan karena itu dia menangis.
“Sheila….aku kira ada apa, sampai kamu nangis gitu…”
“hahahahaha….Kamu khawatir sama orang yang baru kamu kenal beberapa jam yang lalu ini ?”
tanyanya sambil menahan isak tangis yang bisa ku dengar dari sini.
“bagaimana tidak, aku dengar kamu nangis… siapa yang tidak khawatir dengan orang yang menelfon dan menangis seperti tadi…hahahaha”
“hanya dengan aku yang kamu dengar nangis sampai segini khawatirnya, atau dengan orang berbeda kamu akan seperti ini juga ?”
“ Tergantung sih”
“tergantung apa coba…..?”
“tergantung orangnya”
“orangnya kenapa ?”
“yah kalau orangnya kamu tentu saja….”
“khawatir ?”
“enggak….”
“trus apa “
“Disamperin…”
“ya udah sini…….”
“kesini mana ?”
“samperin….”
“udah malam….nanti aku di culik orang…”
“ngak apa apa, nanti aku yang balik khawatir sama kamu…”
“malah aku tambah khawatir kalo gitu…”
“khawatir sama aku ?”
“ bukan…sama penculiknya”
“kenapa ?”
“nanti dia cemburu karena ngak ada yang khawatir sama dia…”
“tapi dia itukan pencuri…buat apa aku khawatir sama dia…”
“harus….”
“kenapa harus ?”
“haruss gitu maksudnya…, katanya tadi kamu lapar… makan gih”
“ngak ah,jadi kenyang aku….”
“kenyang gombalan….”
“tau aja kamu hahahahha, Kamu tau ngak…?”
‘’kan belum di kasih tau…”
“oh iya hahahaha, aku udah ngantuk, kamu mau tidur ?”
“tunggu kamu tidur baru ku matiin…”
“ ya sudah aku tidur….”
Ku dengar sudah tidak ada lagi suara disana, ku tutup telefonnya dan memikirkan apa yang membuatnya menangis sebegitu jadinya,di kamar yang tak begitu luas dengan rak buku yang di penuhi buku yang aku sukai terbaris rapi mengisi rak buku itu, semua teori teori tentang apa yang pernah terjadi di bumi yang pernah membuatku berfikir hingga pagi menyapa bumi, dan konspirasi konspirasi yang memenuhi otakku saat malam tiba dan memaksaku untuk berfikir begitu kerasnya agar memahami mengapa konspirasi sedemikian ada di dunia yang sempat ku kira monoton, hitam putih dan bukanlah abu abu. kini semua itu tidak lagi begitu menarik perhatianku memikirkan itu, kini fikiranku di penuhi dengan bagaimana cara agar bisa membuat satu nama yang terus membayang dalam otakku bisa bahagia dengan kemungkinan bahagia bersamaku ataupun tidak denganku, dapat ku lakukan, Sheila nama yang membuatku ingat indahnya warna dunia dan pentingya jatuh cinta untuk seorang seperti diriku, dan yah.. Kebahagiaan pantas untuknya, “selamat malam sheila… mimpi indah”.
~OoO~
Tidak Peduli Kamu Bersama Siapa Nantinya yang jelasnya Kamu pantas untuk Bahagia
~OoO~
Post a Comment